Pantai Padang atau populer dengan sebutan Taplau (singkatan dari tapi lauikbahasa Minang yang artinya tepi laut) adalah sebuah pantai yang terletak di Kota PadangSumatra Barat. Pantai ini terletak pada kawasan padat perkotaan di Kecamatan Padang Barat, dan membentang dari daerah Purus hingga muara Batang Arau. Pantai ini berjarak kurang lebih 23 km dari Bandar Udara Internasional Minangkabau atau 30 menit perjalanan darat dengan mobil.

Fasilitas umum

Pantai Padang sendiri telah memiliki fasilitas seperti trotoar bagi para pejalan kaki, lalu juga terdapat tempat pemberhentian bus pariwisata gratis yang ditandai dengan adanya palang. Lalu terdapat musalla serta mesjid yang dapat ditemukan di sepanjang pantai. Ada juga sebuah lapangan bola basket yang terletak di Jl. Samudera.

Pariwisata

Selain dapat menaiki bus pariwisata gratis, di sepanjang garis Pantai Padang dapat ditemukan berbagai jajanan seperti buah kelapa, jagung bakar, soto hingga bakso tusuk.

Penghargaan

Mengawali tahun 2015, kawasan Pantai Padang termasuk 10 kawasan bebas sampah yang dilindungi oleh Perda Nomor 21 tahun 2012.

sumber: wikipadia

Jasa Rental Mobil terpercaya dengan Harga bersahabat di Kota Padang
Pantai Padang

Pantai Padang

Pantai Padang atau populer dengan sebutan Taplau (singkatan dari tapi lauikbahasa Minang yang artinya tepi laut) adalah sebuah pantai yang terletak di Kota PadangSumatra Barat. Pantai ini terletak pada kawasan padat perkotaan di Kecamatan Padang Barat, dan membentang dari daerah Purus hingga muara Batang Arau. Pantai ini berjarak kurang lebih 23 km dari Bandar Udara Internasional Minangkabau atau 30 menit perjalanan darat dengan mobil.

Fasilitas umum

Pantai Padang sendiri telah memiliki fasilitas seperti trotoar bagi para pejalan kaki, lalu juga terdapat tempat pemberhentian bus pariwisata gratis yang ditandai dengan adanya palang. Lalu terdapat musalla serta mesjid yang dapat ditemukan di sepanjang pantai. Ada juga sebuah lapangan bola basket yang terletak di Jl. Samudera.

Pariwisata

Selain dapat menaiki bus pariwisata gratis, di sepanjang garis Pantai Padang dapat ditemukan berbagai jajanan seperti buah kelapa, jagung bakar, soto hingga bakso tusuk.

Penghargaan

Mengawali tahun 2015, kawasan Pantai Padang termasuk 10 kawasan bebas sampah yang dilindungi oleh Perda Nomor 21 tahun 2012.

sumber: wikipadia

Copyright @2023 – Global Auto Rent car – All Right reserved

kami adalah salah satu penyedia jasa sewa kendaraan terbaik di kota Padang untuk solusi akan kebutuhan perjalanan dan traveling yang anda inginkan dengan mengutamakan kenyaman serta harga yang bersahabat

Copyright @2023 – Global Auto Rent car – All Right reserved

Phone

0822-8062-7296

Email Us

info@globalautorentcar.com

Address

Jl. Gunung Pangilun, Kec. Padang Utara, Kota Padang – Sumbar 25132

Copyright @2023 - Global Auto Rent car - All Right reserved

Istano Basa Pagaruyung yang lebih terkenal dengan nama Istana Besar Kerajaan Pagaruyung adalah museum berupa replika istana Kerajaan Pagaruyung terletak di Nagari PagaruyungKecamatan Tanjung EmasKabupaten Tanah DatarSumatra Barat. Istana ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dari Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatra Barat.

Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa yang asli terletak di atas bukit Batu Patah dan dibakar habis pada tahun 1804 saat terjadi Perang Padri. Istana baru didirikan kembali tetapi terbakar lagi pada tahun 1966.

Sejarah

Istana Pagaruyung pada mulanya dibangun di Bukit Batu Patah dan terbakar saat terjadi Perang Padri pada tahun 1804. Istana baru sempat dibangun kembali, tetapi terbakar pada tahun 1966.

Istana baru dibangun lagi pada tahun 1976. Meski demikian, gagasan pembangunan kembali Istana Pagaruyung sudah dicetuskan pada tahun 1968 oleh Gubernur Sumatra Barat Harun Zain. Harun Zain merasa diperlukannya warisan yang bisa mempersatukan orang Minang setelah peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).[1]

Pada tanggal 1 November 1975, disepakatilah sebuah perjanjian pendirian bangunan replika Istana Pagaruyung. Istana ini tidak dibangun pada situs aslinya tetapi berpindah lebih selatan dari situs aslinya. Pembangunan dimulai pada 27 Desember 1976 dengan upacara penamanam tonggak tuo dan baru selesai secara keseluruhan pada tahun 1985.[1]

Istana Pagaruyung dimaksudkan untuk menjadi ikon Sumatra Barat. Setelah selesai dibangun, istana menjadi dikenal publik sebagai tempat kunjungan wisata dan museum.[1]

Kebakaran 2007

Sisa kebakaran Istana Basa Pagaruyung pada 2007

Pada malam 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana.Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini hangus terbakar. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat. Barang-barang yang lolos dari kebakaran tersebut sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, yang berjarak 2 kilometer dari Istano Basa.

Sementara itu, biaya pendirian kembali istana ini diperkirakan lebih dari Rp20 miliar. Pemngunan kembali istana selesai selama enam tahun dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013.

Pada istana yang lama terdapat tonggak tengahnya yang disumbangkan oleh Datuk Rajo Adil dari Negeri Lubuk Bulang (yang sekarang dalam wilayah Kabupaten Dharmasraya) sebelum disambar petir 2007, tonggak tersebut dari kayu Kulin. Datuk Rajo Adil tiap tahun mengantarkan upeti dan pajak dari daerah rantau.

Arsitektur

Istana Basa Pagaruyung asli dibangun seluruhnya dengan batang-batang kayu. Adapun bangunan saat ini sudah dibangun dengan struktur beton modern. Meski demikian, Istano Basa Pagaruyuang tetap dibangun dengan mempertahankan teknik tradisional dan material kayu yang dihias dengan 60 ukiran yang menjelaskan filosofi dan budaya Minangkabau. Ukiran yang dominan di istana ini adalah ornamen ukiran bunga-bunga dan dedaunan.

Istana ini memiliki tiga lantai dengan 72 tiang dan gonjong sebagaimana pada umumnya Rumah Gadang, yang dilengkungkan serupa tanduk dari 26 ton serat ijuk. Istana ini juga dilengkapi dengan lebih dari 100 replika furnitur dan artefak antik Minang, yang bertujuan agar istana dihidupkan kembali sebagai pusat budaya Minangkabau serta objek wisata di Sumatera Barat.

sumber: wikipedia

Scroll to Top